Faperta IPB

WhatsApp Image 2021-03-29 at 17.52.39 (1)

Ikatan Keluarga Alumni Faperta IPB Gelar Webinar dengan Petani Milenial

NEWS

Ikatan Keluarga Alumni Faperta IPB Gelar Webinar dengan Petani Milenial

[boc_heading html_element=”h5″]Ikatan Keluarga Alumni Faperta IPB Gelar Webinar dengan Petani Milenial[/boc_heading]

IKA Faperta (Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Pertanian) IPB berkolaborasi bersama radio distorsi jiwa dan BEM Fakultas Pertanian IPB menggelar acara webinar bertajuk “Business Model Sistem Cluster” Pada Sabtu, (27/03). Acara yang dilaksanakan melalui video conference zoom dan direlay di radio distorsi jiwa ini mendatangkan narasumber hebat yang sudah berpengalaman dalam bidang wirausaha pertanian yaitu Rizal Fahreza sebagai CEO Eptilu dan Sandi Octa Susila sebagai CEO sinergi tani sekaligus sebagai Ketua Umum Duta Petani Milenial dimana keduanya merupakan alumni dari Fakultas Pertanian IPB.

Acara yang dihadiri kurang lebih 90 orang datang dari berbagai kalangan, baik mahasiswa dosen, instansi dan umum. Dr. Ernan Rustiadi, Ketua IKA Faperta dalam sambutannya menyampaikan, IKA Faperta dibentuk untuk menjaga silaturrahmi antar alumni Faperta. Sudah 5 tahun terakhir IKA Faperta membantu ratusan mahasiswa Faperta IPB.Di masa pandemi sekarang ini, IKA Faperta menyelenggarakan Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) dengan mengumpulkan dana yangb sudah terkumpul kurang lebih 600 juta rupiah untuk membantu mahasiswa Faperta yang terdampak covid-19.

Selanjutnya dalam kesempatan lain, dalam sambutannya Dekan Fakultas Pertanian IPB Dr. Sugiyanta mengatakan saat ini IPB sedang mengintroduksi teknologi hasil pertanian kita yang berbasis teknologi dan inovasi, sehingga menarik di kalangan petani muda. “Bisnis pertanian masih bisa bertahan dan tetap berkembang, jika mahasiswanya tidak melamar untuk bekerja, tetapi lebih memilih untuk mengembangkan wirausahanya.

Seperti CEO Eptilu, Rizal Fahreza yang sudah menekuni usaha pertanian kurang lebih selama 6 tahun sejak lulus dari IPB, membentuk konsep sederhana langkah awal pemula dengan bisnis cluster fokus untuk membentuk agrowisata. Eptilu didaulat oleh kementrian pertanian sebagai P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya). Rizal menuruturkan bahwa dengan adanya internet, maka semua peluang itu pasti ada. Eptilu merapkan prinsip kolaborasi bersama. Pengembangan Sistem Cluster yang diterapkan oleh Eptilu dengan lembaga kementrian yaitu seperti pemetaan lahan dan potensi produk masing masing di kecamatan, pemetaan stakeholder dari hulu sampai hilir, kemudahan akses dan pembiayaan, pengaturan pola tanam, penerapan smart farming, pembentukan koperasi, serta pengembangan logistik berbaris digital.

Selanjutnya Sandi Octa Susila yang merupakan CEO sinergi tani sekaligus sebagai Ketua Umum Duta Petani Milenial menceritrakan seluk beluk memulai usahanya sejak menduduki bangku kuliah semester 5, namun mengalami kegagalan. Saat ini terdapat empat kelembagaan yang dijalankan oleh Sandi Octa, diantaranya yaitu UD Mitra Tani Parahyangan, PT. Sinergi Tani Indonesia, Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya, dan Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan. Strategi simple yang harus diperhatikan para petani meliputi sortasi dan grading, pembersihan, penyimpanan, dan distribusi. Selain itu beberapa hal penting yang harus diperhatikan  ketika kita berwirausaha yaitu pemberian testimoni, harga yang stabil, penetapan strategi harga pasar, inventarisasi, serta kolaborasi. Bisnis yang dijalankan Sandi sudah memiliki banyak mitra, seperti Wings Food, PT. Cheong Food Indonesia, PT Puncak Biotek, Kedai Sayur Indonesia, dan lainnya. Upaya penumbuhan petani milenial dilaksanakan melalui program P4S Mitra Tani Parahyangan.

Setelah tanya jawab, yang dipandu oleh Yuniarto Joko Purwanto sebagai moderator Ketua Divisi Pengembangan Profesi dan Komersialisasi IKA Faperta, acara ditutup dengan closing statement oleh Achmad Syamsudin Anggota IKA faperta yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Bank Sumsel Babel. Beliau menyampaikan model bisnis adalah rencana kita untuk mencapai apa yang kita cita-citakan dalam dunia bisnis. Contohnya adalah Business Model Canvas (BMC) adalah kerangka kerja untuk mengembangkan produk bisnis dan bisa mengcreate value produk tersebut. Perbedaan dari model bisnis canvas dengan lean yaitu canvas melihat ke produknya langsung sedangkan lean melihat persfektif perusahaannya akan kemana. Model bisnis ini digunakan sesederhana mungkin tergantung keperluan bisnis kita. Perlunya Bussines Model ini bisa mengetahui disaat bisnis kita mengalami kegagalan, maka bisa dilihat di Bussines Model yang awal kita buat dimana kesalahannya dan kita bisa fokus ke kesalahan tersebut. Kontributor : Risa BEM Faperta

Document