Faperta IPB

RUMPUT

Tantangan Dibalik Budidaya Pepaya Yang Menjanjikan

NEWS

Tantangan Dibalik Budidaya Pepaya Yang Menjanjikan

[boc_heading]Tantangan Dibalik Budidaya Pepaya Yang Menjanjikan[/boc_heading]

Pepaya yang dikenal banyak manfaat bagi kesehatan ternyata sangat menjanjikan dan menguntungkan untuk dibudidayakan. Namun demikian perlu memperhatikan tantangan-tantangan baru yang bermunculan.

Dekan Fakultas Pertanian IPB Ernan Rustiadi, dalam sambutannya pada lokakarya “All About Pepaya” yang diselenggarakan pada tanggal 1-30 April 2013 oleh Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Pertanian IPB secara online (melalui facebook) mengatakan bahwa bisnis pepaya terbukti meningkatkan pendapatan petani diberbagai lokasi.

Sebagai contoh, petani di Banjar yang menanam pepaya di lahan seluas 2.500 m2 bisa panen 600 kg pepaya/minggu. Jika harga jualnya Rp 3.000/kg saja, maka bisa didapatkan penghasilan Rp 1.800.000 per minggu atau Rp 7.200.000 per bulan.

Volume dan nilai ekspor pepaya juga selalu meningkat, katanya.

“Pepaya adalah buah yang sangat populer mulai di meja makan keluarga hingga hotel mewah karena tergolong buah yang tak kenal musim dan harganya relatif terjangkau. Pasar pepaya tumbuh makin bergairah dengan bertambahnya keragam jenis pepaya.” kata Ernan.

“Namun keberhasilan selalu diiringi tantangan baru. Kegairahan produksi dapat memunculkan “over production” atau produksi yang berlebihan.” lanjut Ernan.

Tantangan lain menurut Ernan adalah munculnya penyakit baru di lapangan, seperti busuk bakteri Erwinia maltovora. Perlu dicari teknologi pengendalian patogen ini, atau bahkan dengan menciptakan varietas baru yang resisten penyakit ini

“Selain itu, distribusi dan pasar juga sering jadi persoalan. Rendahnya efisiensi sistem logistik nasional merupakan tantangan penting dalam meningkatkan daya saing buah-buahan nusantara.” Tambah Ernan

Diperlukan berbagai infrastruktur dan regulasi yang mendukung sisi hilir agribisnis pepaya.

Mengenai peran IPB dalam pengembangan pepaya, staf-staf Faperta IPB telah melakukan penelitian pepaya terintegrasi, mulai dari teknologi perbenihan, teknologi budidaya, pemupukan, PHT (Pengendalian Hama Terpadu) hingga pasca panen seperti kata Ernan pada ANTARA News.

Ernan juga mengatakan, bentuk paling nyata adalah hadirnya pepaya “Calina” (di pasar dikenal sebagai pepaya “California”) yang dilepas oleh Prof. Sriani Sujiprihati (almh), staf pengajar dari Bagian Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman, Departeman Agronomi dan Hortikultura, Faperta IPB.

Informasi: Workshop IKA Faperta IPB

Editor: bostio

Sumber: ANTARA News

Document

[boc_img_gallery columns=”2″ fixed_size=”yes” image_ids=”24982″]