Faperta IPB

98

Padi IPB 4S Diminati Petani Gresik, Jawa Timur

NEWS

Padi IPB 4S Diminati Petani Gresik, Jawa Timur

[boc_heading]Padi IPB 4S Diminati Petani Gresik, Jawa Timur[/boc_heading]

beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia (96,87% penduduk). Kebutuhan beras Indonesia pada tahun 2001 sebesar 32 771 246 ton meningkat rata-rata sebesar 0.9%/tahun sehingga tingkat kebutuhan beras pada tahun 2004 sebesar 33.669.394 ton. Rata-rata konsumsi beras penduduk indonesia mencapai 127 kg/th.

Padi sebagai tanaman penghasil beras merupakan tanaman yang paling pokok di Indonesia. Namun, padi Varietas Unggul Baru (VUB) yang banyak ditanam oleh penduduk Indonesia telah mencapai batas produksinya, sementara lahan pertanian semakin berkurang dan pertumbuhan penduduk semakin meningkat. Karena itu, diperlukan benih padi unggul yang produksinya lebih tinggi dari benih VUB. Peningkatan produktivitas padi bisa melalui beberapa cara, diantaranya menggunakan benih padi Hibrida dan benih padi Varietas Unggul Tipe Baru (VUTB).

Benih padi hibrida merupakan padi dengan produksi tinggi. Namun hasil panen padinya tidak bisa ditanam lagi karena hasilnya akan menurun drastis. Selain itu harga benih padi hibrida sangat mahal jika dibandingkan dengan padi VUB maupun VUTB. Berbeda dengan padi hibrida, padi VUTB bisa dtanam beberapa kali dengan produksi yang hampir sama. Harga benih padi VUTB juga cukup terjangkau oleh petani, benih kualitas stock seed (SS) misalnya, harganya Rp. 15.000,00 per kg, lebih murah jika dibandingkan dengan benih hibrida yang harganya bisa mencapai Rp. 45.000,00 per kg.

benih padi hibrida merupakan padi dengan produksi tinggi. Namun hasil panen padinya tidak bisa ditanam lagi karena hasilnya akan menurun drastis. Selain itu harga benih padi hibrida sangat mahal jika dibandingkan dengan padi VUB maupun VUTB. Berbeda dengan padi hibrida, padi VUTB bisa dtanam beberapa kali dengan produksi yang hampir sama. Harga benih padi VUTB juga cukup terjangkau oleh petani, benih kualitas stock seed (SS) misalnya, harganya Rp. 15.000,00 per kg, lebih murah jika dibandingkan dengan benih hibrida yang harganya bisa mencapai Rp. 45.000,00 per kg.

 

Pada bulan maret tahun 2012 pak Dr. Hajrial Aswidinnoor, Msi dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH) Fakultas Pertanian IPB telah menemukan padi VUTB IPB 4S. IPB 4S telah memperoleh sertifikat dari kementrian pertanian Indonesia pada tahun 2012. Padi IPB 4S mempunyai anakan sedikit dan semuanya produktif, malai yang panjang dengan bulir padi mencapai 225 bulir dan semuanya terisi penuh, daun bendera tegak dan lebar dan batang jerami yang kokoh.

Pada musim tanam III, bulan juli tahun 2012, mahasiswa IPB mengintroduksikan benih padi IPB 4S ke daerah asalnya, yaitu Desa Sambogunung, kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik. Benih padi IPB 4S sebanyak 1 kg ditanam dilahan seluas 25 m x 18 m dan bekerja sama dengan bapak karji, seorang petani desa tersebut. Padi IPB 4S tersebut tumbuh dengan subur di desa Sambogunung. Pada vase vegetatif, banyak petani yang tertarik dengan IPB 4S karena penampakannya lebih bagus dari padi IR 64 dan Ciherang. Kemudian, saat vase generatif petani semakin tertarik karena malai padi IPB 4S sangat panjang dan terisi penuh dari ujung sampai pangkal malai. Bahkan ada seorang petani yang saking tertariknya dengan padi IPB 4S mennyempatkan diri untuk menghitung bulir padi pada malai tersebut, dan diperoleh bulir padi sebanyak 250 bulir.

Penampakan padi IPB 4S yang menakjubkan itu membuat banyak petani desa Sambogunung berniat menanamnya pada musim tanam I, bulan oktober tahun 2012. Petani pun berbondong-bondong mendatangi pak Karji untuk memesan padi IPB 4S setelah panen nanti. Pada bulan oktober 2012, bapak karji memanen padi IPB 4S dengan dibantu petani secara sukarela. Padi IPB 4S 1kg yang dulu ditanam, kini telah dipanen dan menghasilkan padi sebanyak tujuh karung dengan bobot total mencapai 350 kg. Dari hasil panen tersebut, semua padi IPB 4S diminta petani desa Sambogunung melalui sistem barter dengan padi IR 64 atau Ciherang untuk ditanam kembali di sawah mereka masing-masing. Pak Karji tidak mau menjual padi IPB 4S unggul itu karena ingin saling berbagi dengan petani yang lain.

Pada minggu ketiga bulan oktober tahun 2012, ada sekitar lima belas petani desa Sambogunung yang menanam padi IPB 4S di sawah mereka. Padi IPB 4S tumbuh dengan baik di lahan sawah mereka, dan pada minggu kedua bulan februari serentak di panen di desa Sambogunung dengan hasil yang memuaskan.

“Tanaman padinya mempunyai daun bendera yang tegak dengan malai yang sangat panjang dan padinya berukuran besar-besar…” kata Muhlis, seorang petani yang hendak menanam padi IPB 4S disawahnya.

“Selain itu, malainya juga terisi penuh dari ujung sampai pangkal….” tambah Muis, seorang petani desa Sambogunung.

Deskripsi padi IPB 4S
Umur tanaman : 112 hari
Bentuk gabah : medium (agak gemuk)
Jumlah gabah per malai : 218 butir
Rata-rata hasil panen : 7 ton/ha
Potensi hasil panen : 10,5 ton/ha
Berat 1000 butir : 27,6 gram
Tekstur nasi : pulen
Keunggulan : tahan terhadap tungro, dan agak tahan terhadap hawar daun (bakteri patotipe III), dan baik ditanam di lahan irigasi atau tadah hujan (0-600 mdpl)

Oleh: Fanny Sukma, Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB

Document

[boc_img_gallery fixed_size=”yes” image_ids=”24985,24986,24987″]