Faperta IPB

sep21

Mengenal Tanaman Alternatif Sumber Bioenergi: Pongamia (Pongamia Pinnata L. Pierre) – Bagian 2

NEWS

Mengenal Tanaman Alternatif Sumber Bioenergi: Pongamia (Pongamia Pinnata L. Pierre) – Bagian 2

[boc_heading html_element=”h5″]Mengenal Tanaman Alternatif Sumber Bioenergi: Pongamia (Pongamia Pinnata L. Pierre) – Bagian 2 [/boc_heading]

Berbagai Penelitian tentang Pongamia

Berbagai aspek genomik, ekologi, koleksi dan budidaya Pongamia telah dilakukan di Australia dan India: nodulasi dan fiksasi nitrogen, analisis ekpresi gen, perbanyakan in-vitro dan in-vivo, analisis kandungan minyak dan protein biji, seleksi varietas yang memiliki adaptasi ekologi yang luas, dll. Informasi lebih lengkap tentang aspek-aspek yang telah diteliti dapat dibaca di tautan berikut ini

 

Pengolahan Minyak

Penelitian yang telah dilakukan di Laboratory of Bioorganic Chemistry, Department of Biotechnology, Indian Institute of Technology di Madras, India, melaporkan bahwa minyak mentah dari Pongamia diproses menjadi biodisel melalui proses transesterifikasi dengan methanol menggunakan KOH sebagai katalis. Konversi yang diperoleh dari minyak menjadi ester mencapai 90%. Dengan teknik ini sifat-sifat metil ester minyak pongamia yang diperoleh tidak kalah dari standar biodisel Jerman dan memenuhi standar yang ditetapkan ASTM (American Society for Testing and Materials), sebuah organisasi international yang menetapkan standard teknis dari berbagai bahan.
Tergantung jenis mesin dan campuran minyak yang dibutuhkan, setelah melalui proses ekstraksi minyak pongamia dapat juga digunakan secara langsung (straight vegetable oil, SVO).

Perbandingan Pongamia dengan Jarak

Perbandingan dari berbagai karaktek tanaman Pongamia dengan Jarak dapat dilihat pada tabel berikut:

Karakter Jarak Pongamia
Ekosistem Kering hingga agak kering Agak kering hingga agak lembab
Curah Hujan Rendah hingga sedang (100-1000 mm) Sedang hingga tinggi (500-2500 mm)
Kondisi tanah Berdrainase baik Toleran terhadap air tergenang, tanah dengan kadar garam sedang atau pun berkapur
Simbiosis dengan bakteri yang dapat mengikat Nitrogen dari udara Tidak Ya
Sifat tumbuh Umumnya menyemak Pohon, namun dapat dikelola sebagai semak dengan cara pemangkasan teratur
Penggunaan Daun Tidak dapat menjadi makanan ternak Tidak dapat menjadi makanan ternak; daun-daunnya dapat digunakan sebagai mulsa
Saat panen 3 hingga 6 tahun 4-5 tahun; produksi biji meningkat dengan makin lebatnya kanopi pohon
Masa produktif 20-25 tahun Dapat mencapai lebih dari 40tahun
Panen Buah harus diambil Buah gugur dan diambil di permukaan tanah
Kandungan minyak 27-38% 27-39%
Penggunaan sisa ekstraksi biji (oil cake) Sebagai pupuk organik, kandungan N 4.4%, P 2.09%, K 1.68%) Sebagai pupuk organik, kandungan N 4%, P 1%, K 1%
Penggunaan kayu Tidak bisa digunakan sebagai kayu bakar Dapat digunakan sebagai kayu bakar, 4600 k cal/kg
Toksisitas Toksik Toksik
Kerapatan tanam (pohon per ha) 17000-3000 100-500

Sumber: (1) Liquid biofuels for transportation: India country study on potential and implications for sustainable agriculture and energy, Energy and Resources Institute, India; (2) India’s unique sources of fuel for electricity and transportation, UC Berkeley, USA.

Saat ini informasi dasar mengenai cara perbanyakan, budidaya, hasil yang dapat diperoleh dalam kondisi tropis basah Indonesia dan pengolahan minyak dari berbagai jenis tanaman yang potensial menjadi sumber biodisel masih perlu terus dikembangkan. Dengan demikian sangatlah penting meneliti lebih jauh tentang berbagaitanaman ini agar Indonesia memiliki alternatif sumber energi yang dapat diperbaharui yang berasal dari tumbuhan.

Document

[boc_img_gallery columns=”2″ fixed_size=”yes”]