Faperta IPB

Copy of DSC_0452

Manfaat Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

NEWS

Manfaat Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

[boc_heading html_element=”h5″]Manfaat Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)[/boc_heading]

Organisme pengganggu tanaman adalah semua organisme yang dapat menyebabkan penurunan potensi hasil secara langsung karena menimbulkan kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan biokimia, atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya. Hal ini mengakibatkan perlunya penanggulangan akan adanya serangan OPT karena perkembangan serangan OPT yang tidak dapat dikendalikan, akan berdampak kepada timbulnya masalah-masalah lain yang bersifat sosial, ekonomi, dan ekologi.Salah satu organisme pengganggu tanaman yang perlu diwaspadai adalah gulma.

Gulma merupakan tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan. Hal ini dikarenakan menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Salah satu kelompok gulma yang perlu diperhatikan adalah golongan CyperacceaeCyperacceae merupakan gulma kelompok teki-tekian, memiliki ciri utama yaitu batangnya yang berbentuk segitiga dan sebagian besar sistem perakarannya terdiri dari akar rimpang (rhizome) dan umbi (tuber). Selain itu, Cyperacceae memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik. Hal ini dikarenakan umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan dan mampu mencapai kedalaman satu meter, sehingga mampu menghindar dari kedalaman olah tanah (30 meter). Disamping itu, gulma ini juga memiliki jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam ‘menguasai’ areal pertanian secara cepat. Contoh dari kelompok Cyperacceae adalah teki ladang (Cyperus rotundus), udelan (Cyperus kyllingia) dan Cyperus killingia. Namun demikian, kelompok Cyperacceae selain merugikan tanaman budidaya juga memiliki banyak manfaat.

Salah satu kelompok Cyperacceae yang memiliki banyak manfaat yaitu Cyperus rotundusCyperus rotundus memiliki ciri-ciri yaitu (1) rumput semu menahun dengan tinggi 10-95 cm, (2) batang rumput berbentuk segitiga dan tajam, (3) daunnya berjumlah 4-10 helai yang terkumpul pada pangkal batang, (4) akar dengan pelepah daunya tertutup tanah, helaian daun berbentuk pita bersilang sejajar, permukaan atas berwarna hijau mengilat dengan panjang daun 10-30cm dan lebar 3-6 cm, (5) memiliki allelopati yang mampu membunuh tumbuhan lainnya, dan (6) memiliki umbi sebesar kelingking, bulat atau lonjong, berkerut atau bertekuk, dan jika diraba agak berduri. Bagian luar umbi berwarna cokelat dan bagian dalam umbi berwarna putih, berbau seperti rempah-rempah, serta rasanya agak pahit (Sudarsono dkk, 1996).

Cyperus rotundus banyak memiliki manfaat terutama di umbi dan akarnya. Hal ini dikarenakan dalam umbi dan akar mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, sineol, pinen, siperon, rotunal, siperenon, dan siperol. (www.sobatbumi.com). Umbi teki mengandung alkaloid, flavonoid dan minyak atsiri sebanyak 0,3 – 1 % yang isinya bervariasi, tergantung daerah asal tumbuhnya (Achyad dan Rasyidah, 2000). Pemanfaatan umbi yang kaya khasiat ini diantaranya adalah (1) sebagai bahan makanan yaitu umbi emping teki (Sudarsono dkk, 1996), (2) tepung umbi teki sebagai bedak dingin beraroma menthol, berkhasiat mengusir nyamuk, (3) obat herbal, seperti rebusan umbi teki bersama jahe berkhasiat mengatasi nyeri haid, mengatasi kejang perut, dan pelancar air seni; umbi segar yang digeprak kemudian diseduh dengan air panas dapat digunakan sebagai obat kencing batu (Suhartiningsih, 1996), (4) perangsang ASI, umbi yang ditumbuk dapat digunakan untuk perangsang ASI dan penghenti pendarahan rahim, (5) diuretik, umbi rumput teki yang diramu dengan daun pegagan dan alang-alang dapat memperlancar buang air kecil.

Cyperus rotundus yang memiliki banyak manfaat menjadikan tanaman tersebut memiliki arti penting selain sebagai gulma (pengganggu tanaman), yang keberadaannya gulma tersebut selalu tidak diinginkan dalam budidaya tanaman. Namun kelebihan dan keunggulan yang dimiliki oleh Cyperus rotundus akan menjadi penting karena memberikan banyak manfaat bagi manusia tanpa dipandang sebagai organisme pengganggu tanaman.

Daftar Pustaka
Achyad, D.E. dan Rasyidah, R., 2000. Teki Cyperus rotundus L. PT. Asiamaya Dotcom Indonesia. Jakarta. (http://www.asiamaya.com/jamu/isi/teki-cyperusrotundus.htm). Diakses 17 Desember 2013.
Anonim. 2013. Mengolah rumput teki menjadi camilan. http://www.sobatbumi.com/solusi/view/325/Mengolah-Rumput-Teki-Menjadi-Camilan). Diakses 17 desember 2013.
Sudarsono, Gunawan, D., Wahyono, S., Donatus, I.A., Dradjad, M., Wibowo, S., dan Ngatidjan. 1996. Tumbuhan Obat, Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan. Pusat Penelitian Obat Tradisional (PPOT) UGM, Yogyakarta.
Suhartiningsih, R., 1996. Daya Melarutkan Minyak Atsiri dan Infus Umbi Teki (Cyperus rotundus L.) terhadap Batu Ginjal Kalsium secara In Vitro. Skripsi. Farmasi UGM, Yogyakarta.

Nama : Lisa Navitasari
e-mail : lissa_nav@yahoo.com
No. HP : 081385356307

Artikel merupakan hasil studi literatur.

Document

[boc_img_gallery columns=”2″ fixed_size=”yes”]