Learning Outcome

Learning Outcome

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

IPK kumulatif rata-rata lulusan mahasiswa Faperta telah di atas 3.00 (Tabel 12). Dilihat secara umum level fakultas dalam tiga tahun terakhir terlihat sedikit peningkatan yaitu dari 3.13 (2012/2013) meningkat menjadi 3.15 (2015/2016). Jika dilihat per program studi, tiga program studi mengalami peningkatan, tetapi terdapat penurunan IPK mahasiswa pada PS MSL yaitu 3.28 pada tahun 2012/2013 menjadi 2.95 pada tahun 2015/2016. Dapat dinyatakan bahwa peningkatan Indeks Prestasi Kumulatif merupakan indikator peningkatan mutu hasil proses pembelajaran. Adanya ketentuan akademik IPB yang memungkinkan mahasiswa yang mempunyai IPK tinggi untuk dapat mengambil semakin banyak SKS pada semester berikutnya memberikan kondisi yang kondusif bagi percepatan masa studi. Penurunan IPK telah dievaluasi, permasalahannya antara lain kualitas input pada batch tertentu. Pada tahun berikutnya kualitas input telah dapat ditingkatkan. Fakultas Pertanian optimis IPK rata-rata mahasiswa masih dapat ditingkatkan hingga > 3.25 agar kemampuan kompetisi lulusan kelak di pasar kerja lebih baik. Upaya peningkatan IPK rata-rata mahasiswa saat ini terkendala oleh beberapa hal yaitu: peluang mengulang MK tertentu yang terkendala oleh nilai (mahasiswa yang telah memperoleh nilai C tidak boleh mengulang mata kuliah tertentu) dan penyelenggaraan kelas-kelas yang berjumlah peserta mahasiswa lebih besar dari 60 orang, Kualitas input juga perlu ditingkatkan dengan meningkatkan jumlah calon mahasiwa baru melalui promosi keunggulan Fakultas Pertanian sehingga tingkat kompetisinya meningkat.

Meskipun terdapat peningkatan rata-rata IPK, namun rata-rata IPK di atas 3.00 menurun pada seluruh program studi (Tabel 13). Selanjutnya jika dilihat sebaran IPK (Tabel 14), persentase IPK 2.00-2.75 relatif stabil, persentase kisaran IPK 2.76-3.50 merupakan persentase terbesar (60.43-73.49% dari jumlah lulusan) tetapi kecenderungannya menurun (sejalan dengan data pada Tabel 13), sedangkan persentase IPK 3.51-4.00 terdapat peningkatan. Dengan data tersebut, perlu dilakukan upaya Fakultas dan PS untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran agar persentase IPK ? 3.00 meningkat.

 

Tabel 13. Persentase lulusan program sarjana (S1) dengan IPK > 3.00 pada tahun akademik 2013/2014 sampai 2015/2016

Gambar 1. Persentase lulusan program sarjana (S1) dengan IPK > 3.00 pada tahun akademik 2013/2014 sampai 2015/2016

Tabel 14. Jumlah lulusan (%) menurut sebaran IPK selama tiga tahun terakhir

 

Kemudian, secara keseluruhan keberhasilan IPK tinggi tersebut terkait dengan kualitas mahasiswa yang masuk ke Faperta dengan tingkat persaingan di tingkat IPB 1 : 5. Saringan yang cukup ketat ini dinilai berkontribusi positif dalam peningkatan rata-rata IPK, yang didukung oleh suasana belajar mengajar yang cukup menyenangkan, peranan PA (pembimbing akademik) yang baik, kompetensi para pengajar dan kesesuaian bahan ajar dengan materi ujian. Adalah merupakan suatu tantangan bagi Fakultas untuk mempertahankan tingkat IPK pada level yang dicapai sekarang, selain meningkatkan IPK pada program studi MSL.

Dari masing-masing PS, tampak bahwa PS Agronomi dan Hortikultura menunjukkan persentase tertinggi mahasiswa yang lulus  ? 4 tahun dan IPK ? 3.00.  Upaya-upaya untuk meningkatkan waktu kelulusan tepat waktu (? 4 tahun) dan IPK ? 3.00 dterus diupayakan melalui peninjauan kurikulum, memajukan waktu mulai penelitian, sistem penjaminan mutu, dan lain-lain.  Sistem penjaminan mutu internal (SPMI) dikoordinir oleh Kantor Manajemen Mutu (KMM) IPB. Secara rutin dilakukan audit internal oleh Tim Audit Internal (dari Departemen/Fakultas lain). Selain itu, Fakultas dan Departemen AGH juga telah menerapkan sistem ISO 9001.2008. Mulai tahun 2016, diterapkan sistem ISO 9001:2015 untuk Faperta dan seluruh departemen/ PS S1. Dengan sistem ini diharapkan akan mendukung sistem penjaminan mutu proses pembelajaran dan administrasi, yang pada akhirnya akan meningkatkan persentase lulus tepat waktu dan IPK ? 3.00, serta yang terpenting adalah kualitas lulusan. Beberapa hal yang kadangkala berada diluar kontrol fakultas atau departemen adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa seperti keaktifan mereka di organisasi baik organisasi intra kampus maupun ekstra kampus dan bisnis yang dilakukan mahasiswa.  Namun sistem pemantauan dan pemberian peringatan yang intensif diharapkan dapat memacu mahasiswa segera menyelesaikan studinya.