Faperta IPB

WhatsApp Image 2025-08-20 at 09.00.04_a22ab29a

International Symposium of Sustainable Landscape Development (ISSLD)

NEWS

International Symposium of Sustainable Landscape Development (ISSLD)

Bogor, Indonesia – 6-7 Agustus 2025 – Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) sukses menyelenggarakan Simposium Internasional Pembangunan Lanskap Berkelanjutan (ISSLD) ke-8 pada 6-7 Agustus 2025. Acara yang bertemakan “Lanskap Regeneratif” ini mempertemukan para pakar, akademisi, dan praktisi dari seluruh Asia untuk membahas strategi restorasi dan revitalisasi ekosistem dalam merespons perubahan iklim dan tantangan perkotaan.
Simposium dibuka pada 6 Agustus di Auditorium Toyib Hadiwijaya, Institut Pertanian Bogor (IPB), dengan 93 presenter dan peserta dari Indonesia, Filipina, Malaysia, dan negara-negara lainnya. Acara ditutup pada 7 Agustus dengan kunjungan lapangan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta.

ISSLD 2025 diselenggarakan atas kerja sama dengan Universitas Chiba (Jepang), Universitas Filipina Diliman, Federasi Arsitek Lanskap Internasional (IFLA), Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), dan Forum Pendidikan Arsitektur Lanskap Indonesia (FPALI), dengan dukungan dari Sentul City dan Direktorat Konektivitas Global IPB University.
Dalam pidato kuncinya, Prof. Dr. Arif Satria, Rektor IPB University, menekankan bahwa lanskap regeneratif melampaui keberlanjutan. “Lanskap regeneratif mengintegrasikan solusi berbasis alam, inovasi teknologi, dan partisipasi aktif masyarakat untuk menciptakan ruang yang tangguh dan adaptif bagi masa depan,” ujarnya.

Prof. Dr. Suryo Wiyono, Dekan Fakultas Pertanian, mencatat peran strategis arsitektur lanskap dalam mengatasi ketidakpastian iklim. “Melalui kolaborasi seperti ISSLD, kami memperkuat fondasi akademis dan strategi praktis untuk memulihkan keseimbangan ekologi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Pembicara internasional antara lain Assoc. Prof. Alessandro Martinelli (Ketua Bidang Pendidikan dan Akademik (EAA) IFLA; Chinese Culture University, Taiwan) tentang kawasan Desakota sebagai pusat inovasi energi terbarukan; Prof. Noriko Akita (Universitas Chiba, Jepang) tentang pengelolaan banjir berbasis masyarakat; Prof. Nappy L. Navarra (Universitas Filipina) tentang restorasi lahan basah; Assoc. Prof. Shureen Faris (Universiti Putra Malaysia) tentang lanskap terapeutik untuk pemulihan pascabencana; dan Prof. Syartinilia Wijaya (Universitas IPB) tentang konservasi habitat raptor migrasi.

Sesi ilmiah dibagi menjadi empat subtema: Ekologi dan Keberlanjutan, Teknologi dan Inovasi, Aspek Sosial Budaya dan Ekonomi, serta Desain dan Perencanaan.
Dalam sambutan penutupnya, Dr. Akhmad Arifin Hadi, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap, menyampaikan apresiasi kepada seluruh kontributor. “ISSLD 2025 menunjukkan bahwa lanskap regeneratif bukan sekadar teori—melainkan tindakan kolaboratif yang membutuhkan ketelitian akademis, keterlibatan masyarakat, dan dukungan kebijakan,” ujarnya.
Dr. Kaswanto, Ketua ISSLD 2025, menekankan bahwa desain lanskap regeneratif merupakan komitmen jangka panjang. “Ini bukan sekadar tentang pelestarian, tetapi pembaruan dan ketahanan untuk generasi mendatang,” pungkasnya.
Prosiding simposium ini akan dipublikasikan dalam Seri Konferensi IOP, yang akan berkontribusi pada wacana akademis global dan menginformasikan kebijakan lanskap berkelanjutan di seluruh dunia.