Faperta IPB

IMG-20240406-WA0007-2036571120 (1)

Hadapi Permasalahan El-nino dan Kelangkaan Pupuk, Faperta IPB Terapkan Teknologi Bio Intensif Berhasil Mendongkrak Produktivitas Padi Hingga 25%

NEWS

Hadapi Permasalahan El-nino dan Kelangkaan Pupuk, Faperta IPB Terapkan Teknologi Bio Intensif Berhasil Mendongkrak Produktivitas Padi Hingga 25%

HALLODESANEWS, Subang — Penerapan Teknologi Bio Intensif di Sentra Padi Subang telah menjadi tonggak sejarah penting dalam upaya peningkatan produktivitas padi serta mengatasi permasalahan El-nino dan kelangkaan pupuk.

Program ini dipimpin oleh Prof. Dr. Ir.Suryo Wiyono M.Sc.Agr, koordinator Kampung Inovasi dan Dekan Fakultas Pertanian IPB.

Program ini melibatkan berbagai pihak sebagai stakeholder, termasuk IPB, Kementan, Himpunan Alumni IPB, dan Dinas Pertanian. Instansi pelaksana seperti IPB, SMKNCompreng, Sari Bumi Nusantara, dan PT. Suryo Riset Indonesia juga turut berperan
dalam implementasi program ini.

Teknologi Bio Intensif adalah inovasi teknologi yang dikembangkan oleh Fakultas Pertanian IPB University bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan. Rangkaian komponen teknologi ini mengoptimalkan proses alami, hayati, serta ecology service.

Penerapan teknologi ini terdiri dari lima komponen utama, yaitu: pertama, Penambahan bahan organik guna meminimalisir penggunaan bahan kimia. Kedua, Bio imunisasi dan biofertilisasi yang melibatkan perlakuan benih menggunakan bakteri dan cendawan endofit untuk meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap air dan perlindungan terhadap serangan hama penyakit.

Ketiga, Optimalisasi pemupukan secara presisi jumlah dan waktu pengaplikasian untuk meningkatkan kesuburan tanah dan keseimbangan hara. Keempat, Monitoring dan penanganan cepat dalam pengendalian dan pencegahan hama penyakit. Kelima, Ekslusi pestisida atau tidak menggunakan pestisida selama persemaian sampai 30 hari pertama setelah tanam.

Sentra Padi Subang, yang berlokasi di Desa Kiarasari, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, telah berhasil meningkatkan produktivitas padi dari 7,2 ton/ha menjadi 9,8 ton/ha. Selain itu, program ini juga telah meningkatkan wawasan
pertanian ramah lingkungan dengan produktivitas tinggi.

Dengan pencapaian yang signifikan ini, Penerapan Teknologi Bio Intensif di Sentra Padi Subang tidak hanya berhasil meningkatkan produktivitas padi, tetapi juga menghadirkan solusi konkret untuk mengatasi permasalahan El-nino dan kelangkaan
pupuk.

Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerjasama yang solid antara berbagai pihak terkait, seperti IPB, Kementan, Himpunan Alumni IPB, Dinas Pertanian, serta instansi pelaksana lainnya.

Melalui program ini, diharapkan teknologi pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat terus dikembangkan untuk mendukung kebutuhan pangan Indonesia.***

Tim Faperta IPB